Jumat, 13 Januari 2012

Tips Olahraga Tepat Untuk Jantung

Penyakit jantung kadung terkenal sebagai salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Tak pelak, penyakit ini seringkali menjadi momok menyeramkan bagi orang-orang, pasalnya penyakit jantung kerapkali menyerang secara tiba-tiba, bahkan bisa menyebabkan kematian jika tidak segera diantisipasi.

Banyak cara untuk mencegah atau mengantisipasi penyakit jantung. Salah satunya adalah lewat olahraga rutin setiap hari. Tapi, tidak semua olahraga baik untuk kesehatan jantung. Nah, guna membantu Anda menentukan pilihan olahraga yang tepat, berikut uraian dari Kardiolog Arthur Agatston, MD, yang dikutip pada laman Media Indonesia beberapa waktu lalu.

Terbaik

Olahraga dengan jeda (interval training)

Tipe olahraga ini sangat baik untuk mencegah penyakit jantung dan diabetes, menurunkan berat badan, serta meningkatkan kebugaran tubuh. Strateginya, cobalah memadukan aktivitas intensitas tinggi jangka pendek dengan aktivitas yang lebih ringan dan lama. Sebagai contoh, jika Anda pilih olahraga berjalan, cobalah jalan dengan kecepatan normal selama tiga menit dengan jalan cepat selama satu menit. Lakukan secara berselang-selang.

Menaikkan dan menurunkan detak jantung secara berkelanjutan menurut Agatston akan memperbaiki fungsi pembuluh darah, membakar kalori, dan membuat tubuh lebih efisien dalam membakar lemak dan gula dari darah.

Aktivitas yang banyak melibatkan otot

Semakin banyak otot yang terlibat dalam suatu aktivitas, jantung akan bekerja semakin keras, sehingga jantung juga akan semakin kuat. Olahraga seperti mendayung, berenang, cross country, ski, dan berjalan dengan tongkat merupakan contoh aktivitas yang melibatkan banyak otot tanpa menciderai otot Anda.

Latihan beban

Ini merupakan salah satu bentuk latihan interval. Anda meningkatkan detak jantung selama melakukan pengulangan dan kembali melakukan pemulihan diantara set.

Latihan yang menguatkan otot perut

Anda bisa mencoba pilates. Olahraga ini berfungsi menguatkan otot-otot perut serta meningkatkan kelenturan dan keseimbangan.

Yoga

Yoga membuat Anda rileks, sehingga menurunkan tekanan darah, membuat pembuluh darah lebih lentur dan memperbaiki kesehatan jantung. Yoga juga bermanfaat untuk menguatkan otot perut.

Aktivitas sepanjang hari

Orang yang aktif sepanjang hari seperti membersihkan rumah, berkebun, atau mengerjakan tugas lainnya, membakar lebih banyak kalori dan secara umum lebih sehat dibandingkan mereka yang berolahraga selama 30-60 menit dan sisanya duduk di depan komputer.

MEDIA PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR

Kata media berasal dari bahasa latin yang artinya “medium” yaitu prantara atau Pengantar.
Pengertian Media :
1. Menurut AECT : “segalah bentuk dan alas an yang digunakan orang untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan atau informasi.
2. Menurut Gagne : “Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar”
3. Menurut Brigga : “ segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa belajar”
4. Menurut Nea : “ Bentuk-bentuk Komunikasi Baik tercetak Maupun Peralatannay.

jadi dapat disimpulkan bahwa media adalah “segalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Bahan Ajar
Pengertian Bahan Ajar: “ Bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
1. Media Cetak
a. Ellington dan Race (1997) : Media cetak merupakan pengelompokan jenis bahan ajar yang terdiri dari Handouts, Lembar kerja siswa, Bahan belajar mandiri, dan bahan untuk belajar kelompok.
b. Rowntree (1994) : “ Media cetak adalah bahan ajar yang berbasis cetak termasuk didalamnya buku, modul, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta dan charts.
c. Media cetak adalah bagian dari bahan ajar yang merupakan sejumlah bahan yang disiapkan dalam bentuk kertas yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.

 Kelebihan medi cetak
a. Self sufficient
b. Portable
c. Browsing
 Kelemahan media cetak
a. Tidak mampu mempresentasikan gerakan
b. Tidak mampu tampil secara berurutan
c. Butuh biaya untuk mencetak yang lebih bagus
d. sulit memberikan bimbingan kepada pembaca yang bermasalah.
 kategori media cetak
a. Modul : Terdiri dari bermacam-macam bahan tertulis yang digunakan untuk belajar mandiri
b. Handout : Merupakan macam-macam bahan cetak yang dapat memberikan informasi kepada siswa dimana hubungan dengan materii yang diajarkan. pada umumnya handout ini terdiri dari cetakan baik lengkap maupun kerangkanya saja, table diagram, peta dan materi-materi tambahan lainnya.
c. Lembar kerja siswa : termasuk didalamnya adalah lembar kasus, daftar bacaan, lembar praktikum, lembar pengarahan, tentang proyek dan seminar lembar kerja dan lain-lain. LKS dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam situasi pembelajaran.
2. Media Audiovisual adalah segalah sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gamabar bergerak secara sekuensial. program pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa dengan cara memperagakan.
 Video dan televise merupakan bahan ajar non cetak (media audiovisual) yang kaya informasih dan lugas untuk dimanfaatkan dalam program pembelajaran karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung
 Video dan tellevisi menmbah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.
 Siswa dapat menemukan gambar di bahan cetak dan suara dari program audio.
 Video dan televise dapat memberikan gambar bergerak kepada siswa, disamping suara yang menyertainnya.
3. Media Berbasis Komputer

 pemanfaatan computer untuk program pembelajaran dapat langsung dioperasikan oleh siswa langsung atau terkoneksi dengan computer lain melalui penayangan sesuatu untuk belajar.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

. CBSA (CARA BELAJAR SISWA AKTIF)
1. Pengertian Pendekatan CBSA
Pada umumnya metode lebih cenderung disebut sebuah pendekatan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata “approach” yang dimaksudnya juga “pendekatan”. Di dalam kata pendekatan ada unsur psikhis seperti halnya yang ada pada proses belajar mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar tidak semata-mata hanya menyajikan materi ajar. Guru dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai dengan tujuan instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan agar dengan cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan. Piaget dan Chomsky berbeda pendapat dalam hal hakikat manusia. Piaget memandang anak-akalnya-sebagai agen yang aktif dan konstruktif yang secara perlahan-lahan maju dalam kegiatan usaha sendiri yang terus-menerus. Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap bahan yang dipelajari.
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehingga terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip. Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama.
2. Dasar-Dasar Pemikiran Pendekatan CBSA
Usaha penerapan dan peningkatan CBSA dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan usaha “proses pembangkitan kembali” atau proses pemantapan konsep CBSA yang telah ada. Untuk itu perlu dikaji alasan-alasan kebangkitan kembali dan usaha peningkatan CBSA dasar dan alasan usaha peningkatan CBSA secara rasional adalah sebagai berikut:
a. Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA dapat ditinjau kembali pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu sendiri. Dengan cara demikian pembelajar dapat diketahui potensi, tendensi dan terbentuknya pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya. Pada dasarnya dapat diketahui bahwa baik pembelajar. materi pelajaran, cara penyajian atau disebut juga pendekatan-pendekatan berkembang. Jadi hampir semua komponen proses belajar mengajar mengalami perubahan.
Perubahan ini mengarah ke segi-segi positif yang harus didukung oleh tindakan secara intelektual, oleh kemauan, kebiasaan belajar yang teratur, mempersenang diri pada waktu belajar hendaknya tercipta baik di sekolah maupun di rumah. Bukankah materi pelajaran itu banyak, bervariasi dan ini akan memotivasi pembelajar memiliki kebiasaan belalar. Dalam hubungannya dengan CBSA salah satu kompetensi yang dituntut ialah memiliki kemampuan profesional, mampu memiliki strategi dengan pendekatan yang tepat.
b. Implikasi mental-intelektual-emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan gairah belajar menjadi makin meningkat. Komunikasi dua arah (seperti halnya pada teori pusaran atau kumparan elektronik) menantang pembelajar berkomunikasi searah yang kurang bisa membantu meningkatkan konsentrasi. Sifat melit yang disebut juga ingin tahu (curionsity) pembelajar dimotivasi oleh aktivitas yang telah dilakukan. Pengalaman belajar akan memberi kesempatan untuk rnelakukan proses belajar berikutnya dan akan menimbulkan kreativitas sesuai dengan isi materi pelajaran.
c. Upaya memperbanyak arah komunikasi dan menerapkan banyak metode, media secara bervariasi dapat berdampak positif. Cara seperti itu juga akan memberi peluang memperoleh balikan untuk menilai efektivitas pembelajar itu. Ini dimaksud balikan tidak ditunggu sampai ujian akhir tetapi dapat diperoleh pembelajar dengan segera. Dengan demikian kesalahan-kesalahan dan kekeliruan dapat segera diperbaiki. Jadi, CBSA memberi alasan untuk dilaksanakan penilaian secara efektif, secara terus-menerus melalui tes akhir tatap muka, tes formatif dan tes sumatif.
d. Dilihat dari segi pemenuhan meningkatkan mutu pendidikan di LP’TK (Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik) maka strategi dengan pendekatan CBSA layak mendapat prioritas utama. Dengan wawasan pendidikan sebagai proses belajar mengajar menggarisbawahi betapa pentingnya proses belajar mengajar yang tanggung jawabnya diserahkan sepenuhnya kepada pembelajar. Dalam hal ini materi pembelajar harus benar-benar dibuat sesuai dengan kemampuan berpikir mandiri, pembentukan kemauan si pembelajar. Situasi pembelajar mampu menumbuhkan kemampuan dalam memecahkan masalah secara abstrak, dan juga mencari pemecahan secara praktik.
3. Hakikat Pendekatan CBSA
Siswa pada hakekatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas, maka kewajiban gurulah untuk merangsang agar mereka mampu menampilkan potensi itu. Para guru dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan pada siswa sesuai dengan taraf perkembangannya, sehingga mereka memperoleh konsep. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses belajar-mengajar seperti inilah yang dapat menciptakan siswa belajar aktif.
Hakekat dari CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya:
a. Proses asimilasi/pengalaman kognitif, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan
b. Proses perbuatan/pengalaman langsung, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya keterampilan
c. Proses penghayatan dan internalisasi nilai, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya nilai dan sikap
Walaupun demikian, hakekat CBSA tidak saja terletak pada tingkat keterlibatan intelektual-emosional, tetapi terutama juga terletak pada diri siswa yang memiliki potensi, tendensi atau kemungkinan kemungkinan yang menyebabkan siswa itu selalu aktif dan dinamis. Oleh sebab itu guru diharapkan mempunyai kemampuan profesional sehingga ia dapat menganalisis situasi instruksional kemudian mampu merencanakan sistem

HAKIKAT ANAK DIDIK DAN GURU

Pengertian Anak
Anak adalah merupakan amanat yang dipercayakan kepada ibu bapaknya. Hatinya yang masih murni itu merupakan amanat yang sangat berharga, sederhana, dan bersih dari ukiran dan gambaran apapun. Ia dapat menerima setiap ukiran yang digoreskan padanya, dan ia akan condong ke arah mana ia kita condongkan. (Ahmad Sjalabi. 1970 ; 284-285).
Menurut Al-Ghazali, anak adalah amanah Allah yang harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah. Semua bayi yang dilahirkan ke dunia ini, bagaikan sebuah mutiara yang belum diukir dan dibentuk, tetapi amat bernilai tinggi. Maka kedua orang tuanyalah yang akan mengukir dan membentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenangi semua orang.[1]
Pendapat Al-Ghazali tentang pengertian anak serupa dengan teori Tabularasa milik Jonh Locke (1632-1704). Menurut Locke anak atau manusia itu tidak dilengkapi oleh pengetahuan apapun pada waktu dilahirkan, tidak ada innate ideas. Seperti halnya Aristoteles anak yang dilahirkan itu seperti tabularasa, bagaikan kertas putih bersih yang akan ditulisi oleh pengalaman.[2]
Apabila mengamati uraian di atas maka dapat kata pahami bahwa seorang anak adalah seperti suatu bahan mentah yang kemudian diolah oleh seorang tukang sesuai dengan keinginan tukang tersebut, bila tukang ingin membuat patung maka menjadi patung. Begitu pula seorang anak apabila ayahnya ingin anak tersebut menjadi pengusaha misalnya maka anak dididik agar menjadi seorang pengusaha, padahal anak itu belum tentu ingin menjadi pengusaha.
Seorang anak yang baru lahir memang keadaannya adalah fitrah seperti kertas putih yang kosong, tetapi di dalamnya terdapat bakat, potensi, intelegensi dan lain sebagainya, hanya saja itu semua tidak terlihat pada saat bayi dilahirkan. Bakat, potensi dan intelegensi akan terlihat seiring pertumbuhan dan perkembangan anak dan tergantung siapa yang membentuknya dan di mana anak tinggal. Karena itulah anak membutuhkan orang dewasa yang harus mendidiknya.

Pengelolahan Kelas

Pengelolaan Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus pengajaran.
Pengelolaan kelas ( classroom management ) berdasarkan pendekatan menurut Weber diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif. Berikut dijelaskan pengertian dari masing-masing pendekatan tersebut
Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat ( Weber )
Bagi sekolah atau guru yang menganut pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga sekolah/ kelas. Walaupun menggunakan pendekatan otoriter, berbagai aturan yang dirumuskan tentu saja tidak hanya didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola sekolah /kelas saja, melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting mengingat aturan yang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, zaitu untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Metode karya wisata

Perencanaan Karyawisata
• Merumuskan tujuan karyawisata.
• Menetapkan objek kayawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
• Menetapkan lamanya karyawisata.
• Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata.
• Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.
2. Pelaksanaan Karyawisata
Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas.
3. Tindak Lanjut
Pada akhir karyawisata siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis, mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.